Minggu, 27 November 2011

HATI YANG TAK PERNAH LUKA



            Jordi masih berdiri di pinggir lapangan. Ia tidak mau mengikuti pelajaran olahraga pada pagi itu. Daripada nanti jatuh sehingga seragam olahraga yang dipesan secara khusus itu kotor lebih baik tidak mengikuti pelajaran olahraga. Lagipula pelajaran olahraga tidak berpengaruh pada kenaikan kelas,menurutnya.
            Hati Pak Lukito merasa jengkel atas perlakuan Jordi. Secar tidak langsung Pak Lukito merasa diremehkan. Hanya karena jiwa keguruannya yang sudah mendalamlah yang membuat Pak Lukito tetap bersabar menghadapi perlakuan murid satu ini.
            Rupanya,bukan hanya Pak Lukito yang merasa jengkel. Hampir semua siswa merasakan hal yang sama. Ketika pelajaran olahraga hampir berakhir,beberapa anak bergerombol untuk merencanakan sesuatu.
            “sudahlah,anggap saja kita tidak sengaja,”kata Dedi menanggapi keraguan salah seorang temanya. “kalau begitu , ayo kita mulai!ajak Badrun.
Acara itu dimulai dari Badrun sendiri yang mendorong salah seorang temannya,kemudian berlanjut pada lainnya. Terjadilah dorong mendorong diantara mereka sambil bergerak ke arah Jodi berada.
Jordi, minggir !” teriak dedi seraya mendorong tubuh jordi dengan kedua telapak tangannya yang kotor. Jordi yang tidak siap menghadapi perlakuan teman0teman terhuyung sampai jatuh. Melihat seragam olahraganya kotor,kontan saja Jodi marah dan mengumpat-umpat Dedi dan teman-temannya.”aku semakin mual ,melihat kalian,dasar anak kampung!awas kau! Aku tidak terima akan tindakan mu ini! Mendengar umpatan itu, dedi menghentikan langkahnya dan kembali ketempat Jodi berdiri. Sambil melirik kiri dan kanan,aman. Rupanya Pak Lukito sudah masuk keruangan guru.
Kau tidak terima? lalu apa yang akan kau lakukan pada kami ha !”bentak Dedi seraya bercakak pinggang. Ddi yang mendapatkan angin segera mengadakan perlawan. Tono yang sejak tadi hanya ikut-ikutan jadi semakin jengkel . didekatinya Jordi dengan kedua tangannya yang mengepal.
Lalu ada seorang anak yang pergi melaporkan keruang guru.”ada apa weni ? tanya salah seorang guru. Anak baru itu sedang berkelahi dengan teman kelasnya,jawab weni. Dimana dia? Tanya pak lukito seraya bangkit dari kursinya. Dilapangan pak,jawab weni .Denagan cekatan pak lukito melerai perkelahian antara jordi dan beberapa temannya dan membawa mereka ke ruang guru.
Pokoknya saya tidak terima pada perlakuan anak-anak kampung ini,pak,kata Jordi pada sendatan nafasnya.berbicaralah yang baik jordi,sela pak suwarno. Pokoknya mereka harus ditindak. Jika tidak,papa saya yang akan menindak! Kata-kat jordi semakin keras karena emosinya tak terbendung lagi.”berbicaralah yang baik dan sopan jordi,sela pak suwarno dengan tenang. Rupanya jordi bertambah kesal dengan tindakan pak suwarno yang belum menampakkan reaksi pembelaan atas dirinya.”jadi inikah perlakuan anak kota terhadap orang tua didiknya?kata pak suwarno dengan nada yang tenang. Habis bapak bilang begitu-begitu saja.
“duduk! bentak pak  suwarno tiba-tiba. Mereka yang berada di ruang guru tersentak kaget dan gemetaran.selama ini pak suwarno yang terkenal sabar dan berwibawa ternyata bisa bertindak di luar dugaan.”sekarang apa yang kau ingin katakan kepada bapak ? tanya pak suwarno kepada jordi. Jordi tidak berkata sepatah kata pun,hanya kepalanya digeleng-gelengkan . pak suwarno mengangguk-angguk,sebenarnya sudah mengerti apa yang diminta bocah yang didepan itu.”sekarang ,kamu Ddei,haris badrun dan beni,mintalah maaf dan jangan diulangi lagi perbuatan itu. Baik ,pak.”jawab mereka serempak.
Sengaja pagi itu Jordi datang terlambat. Ia diantar mamanya,nyonya emin haryanto,sehingga kedatangan mobil itubsempat menjadi perhatian anak-anak. Dengan langkah sombong ibu anak itu memasuki ruang guru. Pak sowarno yang sudah merasakan sejak kemarin sudah merasakan apa yang akan terjadi. Pak sowarno menyambut tamunya dengan ramah dan sopan.”saya datang kesini bukan untuk meminta bantuan bapak,tapi ingin mengetahui seberapa jauh keadilan yang dijalankan disekolah ini.saya ingin anak-anak yang kurang ajar terhadap anak saya supaya ditindak sesuai dengan perbuatannya ,supaya orang tuanya mengrti kalau anaknya tidak punya aturan di sekolah, timpal mama Jordi.
“maaf nyonya ,sepertinya kemarin mereka sudah saling bermaafan bahkan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. “tapi itu belum cukup pak. Sebab kelak mereka pasti akan bernuat seperti itu lagi,bahkan mungkin lebih parah jika sekarang tidak diberi peringatan secara tegas. Pak suwarno menghela nafas panjang,bibirnya tetap menyunggingkan senyum keramahan meski dihati mulai bergejolak akan ucapan menyinggung martabatnya sebagai guru.maaf nyonya.sebelum nyonya mempunyai putra,saya sudah mengajar ribuan murid yang bermacam-macam persoalan. Bahkan ada yang lebih parah dari peristiwa yang dialami putra nyonya.”sudah, pak. Saya tidak ingin mendengar cerita lagi. Saya ingin anak-anak nakal itu minimal diskors atau peringatan lain atau suami saya yang harus bertindak.
Malam itu tuan haryanto tengah duduk di ruang tengah bersama istri dan anaknya.”jadi papa menganggap ini biasa ? cobalah lihat pipi dan dhi jordi. Berkas memarnya masih terlihat jelas. Lalu apakh yang ingin mama inginkan untuk menebusnya ? Ma cobalah berpikiran yang tenang. Yang kuinginkan pada jordi supaya dia tumbuh seperti layaknya anak di tempat dia berada dan mampu memperhatikan dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain. Aku tak ingin masa kanak-kanaknya hilang ditelan kemanjaan.”tapi keputusan gurunya sama sekali tidak adil pa?”lalu siapa nama guru mu tadi, jordi ? tanya nyonya emin. “ pak sowarno , jawab jordi bersemangat.”yang namanya pak suwarno itu orangnya ganteng dan usianya mendekati  enam puluh tahun ? “ iya, apa sih maksud papa ? “ ma rupanya kita tidak salah menyekolahkan jordi di SD itu. “maksud papa?”tanya istrinya tidak mengerti.
Dua tahun lagi, beliau akan pensiun. Aku sangat bangga bila anakkku menjadi mrid terakhirnya sedang papanya dalah murid pertamanya.nyonya emin semakin bingung melihat suaminya yang tiba melupakan perkara anaknya. Pap, bagaimana sih ? apa yang sesungguhnya terjadi pada orang tua itu ? tua haryanto menceritakan apa yang telah terjadi sesunggunya.” Pa kamu membuat ku malu akan tindakan ku tadi,kata istrinya dengan nada penuh penyesalan. “ayo kita pergi kerumanya untuk minta maaf,ajak suaminya.jordi rupanya masih bingung dengan apa yang tengah dipermasalahkan kedua orang tuanya. Kelak kamu akan mengerti  jordi,sahut papanya.
Lelaki tua itu tegap keluar dari rumah ketika melihat ada mobil berhenti di depan rumahnya.Ia melangkah menyambut orang baru keluar dari mobil. “selamt malam ,pak,”sapa tamunya seraya mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. Siapatamu kita ini pak ? tanya bu suwarno.”saya juga belum tahu bu,jaw suaminya.
Saya haryanto bu.anak desa yang nakal,jawab tamunya sambil menunjukkan bekas luka di dahi kirinya. Bu suwarno ingat peristiwa du puluh delapan tahun yang lalu. Seorang anak yatim jatuh dari pohon kelapa yang hampir meninggal di pangkuannya. Malam itu,rumah yang biasanya seoi karena penghuninya hanya dua orang yang sudah tua debgan seorang abdi yang usianya sidikit agak muda,kini tanpak cerah dengan kedatangan  tamu istimewa.
Anehnya,mereka menyambut nyonya haryanto dengan sepenuh hati,seolah tidak pernah terjadi apaun atas mereka. Terlebih lagi pada jordi,tak henti-hentinya dipeluk dan sesekali dicium.dalam hati,jordi semakin bingung,menerima perlakuan itu. Mengapa istri pak suwarno begitu baik dan sayang ? begitu pula pak suwarno yang tadi pagi diancam sedemikian rupa oleh mamanya seolah tidak merasa terjadi apa-apa atas dirinya. Jordi ingi bertanya,tetapi jawaban papanya saat hendak berangkat tadi seolah telah menjawabnya.”kelak kau akan mengerti jordi.”

1 komentar:

  1. memang hati jika yang dimaksud adalah perasaan, memang tidak akan pernah luka secara fisik, tetapi secara batin aku meyakini ada, walaupun berbeda beda bagi setiap manusia.

    BalasHapus